Forum Grup Diskusi di gelar oleh BEM UBB




Pangkal Pinang 15/10/19 - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Bangka Belitung(UBB) keluarga Mahasiswa(KM) gelar Fokus Grup Diskusion dengan Tema " Peran Mahasiswa menjaga nilai pluralisme dalam bingkai kebihnekaan untuk pembangunan Bangka Belitung" di Hotel gren mutiara pangkal pinang.



Kegiatan ini di hadiri oleh Drs. Anwar Efendi,M.M, Didit Srigusjaya, SH.,MH, Drs. Slamet Hadi,M.H,.Kolonel.INF.Dadang Arif., Dr. Zayadi Hamzah,M.Ag dan perwakilan-perwakilan Bem  yang ada di seluruh perguruan tinggi Bangka Belitung beserta masyarakat.



Anwar efendi pengurus FKUB kepulauan Bangka Belitung menyebut dalam penyampaian materi, tema yang angkat hari ini menarik sekali dalam diskusi hari ini. Pluralisme beragama adalah faham yang menyatakan bahwa semua agama yang ada itu sama. Pluralitas beragama adalah secara fakta, realitas bahwa manusia hidup di dunia ini memiliki berbagai macam agama dan keyakinan berbeda-beda.


" agama boleh berbeda tetapi kita selalu mengedepankan yang namanya persatuan dan kesatuan. Karena indonesia adalah bangsa yang besar, memiki bermacam-macam suku, ras adat dan budaya. Dan hidupnya rukun dari keberagaman tersebut. Masyarakat harus pintar menilai dan memilah-milah informasi yang kita dapatkan dari saudara kita yang ada di papua sana.  Kalau hanya dari mulut kemulut bisa saja informasi masih tersebut di lebih-lebihkan. Ujar," Anwar"



Selain itu materi juga di sampai oleh waka polda Bangka Belitung. Dalam materi ia menyampaikan, tugas berat pihak kepolisian baru-baru ini pihak aparat baru saja mengamankan pesta demokrasi pilpres dan pileg 2019 yang banyak menuai konflik antar sesama paslon. Pristiwa di wamena merupakan PR besar dari aparat yang ada di babel untuk aparat yang bertugas di papua sana. Berkaca dimasa lalu bangsa indenesia telah di perjuangan oleh pemuda-pemuda indonesia yaitu mahasiswa yang memperjuangkan di era repormasi, krisis monoter,  ekonomi, politik dan hukum.


Lanjut materi dari ketua MUI Bangka belitung,

Indonesia patut mensyukuri nikmat perbedaan-perbedan yang ada di bumi pertiwi ini,  perbedaan jangan di jadikan pemicu bagi untuk pecah dan menuai konflik di negeri ini. Terutama Bangka belitung yang harus selalu ada diskusi dan sosialisasi mengenai pehaman radikalisme di yang meronggong ke utuhan bangsa ini.


" Akidah boleh berbeda tetapi sukut adat dan budaya jangan pemecah bangsa ini. Kita bersyukur indonesia kaya akan akan suku,  ras ,bahasa dan adat. Itu merupakan suatu nikmat yang tiada tara. Jika dalam konteks beragama kita boleh berbeda, kita punya cara sendiri untuk beriman dan mereka juga. Secara amaliah kita boleh bersama menjalin silaturahmi antar umat beragama.



Pemateri dari Tamrin mengatakan, peranan pemerintah daerah kepulauan bangka belitung sangat penting.  Karena pemerintah ingin menjaga persatuan dan kesatuan. Pemerintah tidak tebang pilih walaupun berbeda agama.


Pemateri amir cahayadi wakil ketua DPRD Provinsi Babel, mengatakan keberagamaan harus di jaga untuk pembangunan suatu daerah. Karena fungsi dari DPRD sendiri, memiki 3 fungsi yaitu fungsi perancang peraturan daerah , UU dan bekerja sama dengan kepala daerah, fungsi penganggaran tidak bersifat egois. DPRD memiki peran membagi anggaran yang di butuhkan masyakat dan tindak memandang agama dan suku.  Fungsi kontrol UUD 23 kepala daerah menjaga ketertiban masyakakat untuk pembangunan suatu daerah.

Acara dilanjutkan materi dari Dadang arif

Dalam materinya ia menyampaikan,


Masyakat indonesia jangan terpecah bela dengan isu-isu yang beredar saat ini. Memang  jelas keadaan saudara-saudara kita di papua yang belum kondusif. Prajurit di wajibkan membawa senjata untuk operasi di sana bukan untuk membunuh, melainkan untuk membela diri jika masyarakat papua yg ber sikap anarkis. Selalu di tekankan selalu jaga persatuan dan kesatuan di negeri ini dengan mencintai beragaman yang ada di negeri ini.


" masyakat papua adalah saudara kita. Mekera harus di beri suport. Kami pun dari pihak TNI selalu berusaha mengamankan saudara kita yang ada di wamena, " tutup Dadang."


Acara dilanjutkan dengan deklarasi untuk saudara kita yang ada di wamena diikuti oleh pemateri dan peserta. Akhir kegiatan juga di tandai dengan penanda tanganan di poster deklarasi untuk pemateri dan peserta di akhir kegiatan.



Penulis : Eriyan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembukaan PBAK 2019

Pro Kontra RUU PKS

Seminar pendidikan