Kamis (08/03/2019). Dalam rangka kerja sama dengan Dewan Mahasiswa (DEMA), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni dan Budaya IAIN SAS Bangka Belitung menyelenggarakan acara Gebyar Seni dan Budaya pada hari Rabu(06/03/2019). Acara yang berlangsung di Taman Tarbiyah berjalan meriah dengan pembawa acara oleh Imam dan Yuda yang merupakan mahasiswa IAIN SAS serta mengusung tema “Seni Hari Ini, Budaya Masa Depan”.
Rangkaian acara tersebut meliputi pembukaan yang dilanjutkan dengan do’a, kemudian penampilan bakat seni oleh mahasiswa serta diskusi santai bersama narasumber ternama di Bangka Belitung bahkan Nasional. Adapun bakat mahasiswa yang ditampilkan dalam acara tersebut antara lain: Hadroh Mahabbatur Rasul, Dora UKM Seni IAIN SAS, Teddy, Aryansyah, Dandi, Farizah, Imam Beatbox, Seni Tari UKM Seni dan Filosofi Band.
Acara yang bersifat umum tersebut banyak menarik antusias para mahasiswa. Bukan hanya mahasiswa IAIN SAS saja, melainkan mahasiswa dari kampus luar seperti UBB juga ikut menyaksikan acara tersebut. Selain penampilan bakat, acara tersebut juga menghadirkan beberapa narasumber inspiratif dalam bidang seni seperti Om Budi Semprul, Alfris Sarwinto,S.Pd, Om Ikhsan dan Rafi Abdi Artaqwa.
Menurut Om Ikhsan dalam pemaparannya mengungkapkan pengertian seni adalah sebuah rasa, karya dan agama. Begitu juga menurut Om Budi Semprul. “Di IAIN ini, cukup bangga dengan adanya acara ini. Karena mahasiswa harusnya selalu ada acara, selalu ada diskusi. Enggak mungkin kalian hanya kuliah-pulang kuliah-pulang”, ujar Alfris Sarwinto,S.Pd saat diskusi berlangsung. Rafi Abdi Artaqwa juga berpesan bahwa berhati-hatilah dalam berkesenian, pandai-pandai menjaga diri jangan sampai terlena. “Acara seperti ini intensitasnya harus ditingkatkan”, ujar Om Ikhsan.
Anggiansyah, selaku ketua pelaksana kegiatan menuturkan bahwa seni adalah sebuah rasa dari tuhan. Adapun tujuan acara ini dilaksanakan agar mereka dalam hal ini mahasiswa bisa menciptakan rasa seni dalam jiwa mereka. Persiapan dalam acara ini adalah dalam kurun waktu 2-3 minggu sebelumnya. Tema ini diangkat karena mahasiswa memiliki nilai kreativitas yang luar biasa , tetapi tidak ada wadah untuk merealisasikan bakat mereka. “Harapan kedepannya setelah ini event nya jangan sampai berhenti disini saja, mudah-mudahan berkelanjutan”, ujar Anggiansyah.
Dilain pihak, Muhammad Maulana selaku penonton sekaligus peserta dalam diskusi tersebut merasa bahwa memang harus ada sedikit sentuhan seni agar kampus IAIN SAS ini berwarna. Perlu adanya sentuhan refleksi, salah satunya dengan adanya pentas seni untuk me-refresh otak. “Pesan saya buatlah kreasi sebanyak mungkin, untuk mahasiswa buat kampus ini hidup dan jadi berwarna, jangan mati. Terkait seni, hargai apapun dan dalam bentuk apaun kreativitas mahasiswa”, tutur Maulana saat wawancara.
Editor:eriyan
Komentar
Posting Komentar